Rekan-rekan sekalian mungkin istilah “Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan” atau yang biasa disebut Schedule sudah tidak asing lagi bagi pelaku Proyek. Schedule merupakan suatu urat nadi sebuah pelaksanaan proyek yang apabila kontraktornya adalah pelaku utama yang berbackground ahli Teknik Sipil. Schedule juga dianggap sebagai master system dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Tak dipungkiri pada saat ini banyak schedule pada proyek-proyek kecil dibuat dengan sembarangan dan seadanya padahal schedule merupakan tolak ukur suatu kinerja kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan dalam uraian item pekerjaan yang termuat dalam BOQ.
(Gambar 1 : Contoh Time Schedule Pekerjaan Jembatan) |
Rekan-rekan sekalian yang harus kita pahami dan kenali dulu ada dua macam dan jenis Schedule (Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan).
- Jadwal Pelaksanaan (Schedule) Dokumen Penawaran Tender
- Jadwal Pelaksanaan (Schedule) Pelaksanaan Proyek Pada Realisasi Aktifitas Proyek
Perbedaan dari kedua schedule itu sangatlah berbeda namun mempunyai kesamaan yang sangat dekat. Perbedaannya adalah jika pada Schedule Dokumen Penawaran tender maka schedule dibuat dengan tanpa mengisi jelas Minggu dan bulan dikarenakan untuk jadwal pekerjaannya bersifat asumsi. Sedangkan untuk schedule realisasi pekerjaan proyek, maka seluruh komponen schedule mulai dari uraian item pekerjaan, nama minggu, nama bulan sampai penanda tangan dan penanggung jawab di isi dengan real/asli sesuai dengan kontrak kerja kontraktor tersebut. Dan dalam schedule real proyek dibuat mengikuti dengan target pencapaian kerja dengan memperhatikan faktor cuaca dan juga potensi keadaan tersedia/langka material proyek.
Pada postingan kali ini saya akan mencoba untuk menguraikan cara membuat Schedule dalam dokumen penawaran tender. Untuk schedule realisasi proyek akan kita bahas dan kupas pada postingan selanjutnya.
(Gambar 2 : Contoh Time Schedule Pekerjaan Bangunan Gedung) |
Jadwal pelaksanaan pekerjaan (schedule) adalah salah satu item yang wajib ada dan dilampirkan dalam dokumen penawaran tender, jika item schedule tidak disampaikan maka dengan otomatis dokumen penawaran akan gugur dengan sendirinya. Cara membuat schedule ini pun terbilang cukup mudah tapi tunggu dulu jika hanya membuat schedule dengan tanpa analisa uraian pekerjaan secara baik maka mungkin schedule bisa terbuat dengan cantik tapi isi dari schedule tersebut tidak ada yang sinkron sehingga secara analisa teknis schedule tersebut tidak memenuhi syarat, wal hasil tidak menggambarkan dengan baik kemampuan calon pelaksa sehingga dokumen penawaran akan gugur.
Pada pembahasan kali ini saya akan menyajikan Schedule dengan bentuk durasi pekerjaan adalah per minggu. Schedule bisa dibuat dalam tampilan Perhari, Per minggu dan per bulan tergantung format yang diinginkan dan diwajibkan.
Seperti contoh item pekerjaan dalam pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung :
Pekerjaan Beton Bertulang Pedestal pondasi
Pekerjaan beton bertulang pondasi tapak
Pekerjaan beton bertulang Sloof 30×20
Urugan kembali galian tanah
Pekerjaan pondasi batu kali/gunung
Bagaimana cara membuat Schedule yang benar jika ada durasi masa kerja satu bulan ?
Pertama
Kita harus menentukan dulu riwayat kerja dengan urutan rasional kerja yaitu mengurutkan setiap langkah kerja untuk setiap item pekerjaan, misal seperti uraian item diatas yaitu :
Pekerjaan beton bertulang pondasi tapak
Pekerjaan Beton Bertulang Pedestal pondasi
Pekerjaan pondasi batu kali/gunung
Urugan kembali galian tanah
Pekerjaan beton bertulang Sloof 30×20
Nah secara teknis kita menganalisa item pekerjaan mana yang harus dilakukan terbih dahulu dan item mana saja yang bisa dilakukan secara bersamaan hal ini sesuai dengan konsep yang namanya Network Planning.
Dari uraian diatas bisa kita lihat bahwa :
Pekerjaan pondasi tapak adalah pekerjaan yang paling dasar yang harus dimulai kemudian setelah pondasi tapak selesai maka dilanjutkan dengan pekerjaan pedestal dan setelah pekerjaan pedestal selesai baru per unit baru dilakukan pekerjaan pemasangan pondasi batu kali untuk pasangan pondasi batu kali dimulai pada titik pedestal telah selesai. Setelah pondasi batu kali selesai baru dilakukan urugan galian tanah kembali dan bersamaan dengan pekerjaan sloof.
Sumber : Google.com |
Sekarang pertanyaannya darimana unsur durasi / masa pelaksanaannya ? seperti item pekerjaan pondasi tapak yang masa pelaksanaan adalah seminggu ?. ada yang bisa lebih menjelaskan yok kita diskusi dalam kolom komentar.
Bagi saya secara teknis untuk menentukan durasi/masa pelaksanaan suatu item pekerjaan itu harus dihitung dengan yang namanya Analisa Teknis. Namun ada juga rekan-rekan yang membuat schedule yang durasi kerja nya besifat dari asumsi dan perkiraan saja. Tetapi untuk akurasi datanya lebih baik dibuat berdasarkan hitungan dari analisa teknis. Didalam analisa teknis nanti akan didapatkan durasi/masa kerja sampai dengan kapasitas pekerja dalam sehari. Untuk pembahasan Analisa teknis akan kita bahas pada postingan selanjutnya ya rekan-rekan.
Dari uraian tampilan schedule diatas bisa kita simpulkan bahwa :
1. Pekerjaan beton bertulang pondasi tapak
Pekerjaan yang pertama dan utama dilakukan dengan durasi kerja dibawah 1 minggu
2. Pekerjaan Beton Bertulang Pedestal pondasi
Pekerjaan yang kedua dilakukan setelah pek. pondasi dengan durasi kerja juga dibawah
1 minggu dengan asumsi dibawah 1 minggu maka dibulatkan menjadi 1 minggu
3. Pekerjaan pondasi batu kali/gunung
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pedestal dikerjakan dengan durasi pekerjaan
dibawah 2 minggu dan pekerjaan nya ber iringan dengan pekerjaan pedestal
4. Urugan kembali galian tanah
Pekerjaan ini dilakukan setelah alur pekerjaan pondasi pondasi batu kali selesai dan
dilakukan dengan beriringan
5. Pekerjaan beton bertulang Sloof 30×20
Pekerjaan ini dilakukan setelah pek. pondasi batu kali selesai dikarenakan posisi sloof
diatas pas. batu kali. untuk pekerjaan ini dilakukan ber iringan dengan pas. batu kali
Baca Juga :
Pengertian dan Definisi Volume Pekerjaan